BATAM – Seorang pengusaha Batam berinisial BJ membuat laporan resmi ke Markas Detasemen Polisi Militer(Denpom 1/6) Batam terkait kasus dugaan penggerebekan gadungan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional(BNN), Senin 3 November 2025 pagi.
BJ tiba di Markas Denpom 1/6 Batam didampingi Kuasa Hukum dari MD Partner Low & Office dan kerabat sekitar pukul 9.30 WIB. BJ yang menggunakan kaus oblong warna merah muda dengan rambut dikuncir bertemu petugas piket jaga untuk membuat laporan.
Tidak berselang lama, BJ didampingi dua orang kuasa hukumnya masuk keruangan penyidik untuk memberi keterangan.
Seperti diketahui, seorang pengusaha Batam berinisial BJ mengaku menjadi korban penggerebekan palsu oleh sekelompok orang berpakaian preman yang mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional (BNN).
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu malam (16/10) sekitar pukul 22.00 WIB. Belakangan, terungkap bahwa para pelaku bukanlah petugas resmi BNN, melainkan terdiri dari tujuh oknum anggota Polisi Militer (POM) dan satu oknum anggota Polda Kepri.
Menurut BJ,, malam itu ia tengah bersantai di area biliar lantai bawah rukonya bersama beberapa teman ketika tiba-tiba pintu rumahnya didobrak oleh sejumlah orang yang berteriak mengaku dari BNN.
“Pintu langsung didobrak, saya dan teman-teman ditodong pistol tanpa sempat bertanya apa-apa. Mereka tidak menunjukkan surat tugas atau kartu identitas,” ungkapnya.
Para pelaku kemudian melakukan penggeledahan di setiap ruangan. Dalam proses itu, mereka mengaku menemukan satu bungkus plastik kecil berisi serbuk putih yang diklaim sebagai narkotika jenis sabu.
Namun korban membantah keras kepemilikan barang tersebut dan menduga benda itu sengaja diletakkan untuk menjebaknya. “Saya yakin itu jebakan agar mereka punya alasan untuk menekan saya,” katanya.
Situasi semakin mencekam ketika salah satu pelaku menodongkan senjata ke arah korban sambil menuntut uang “damai” sebesar Rp1 miliar agar kasus tersebut tidak dilanjutkan.
“Mereka bilang kalau tidak bisa bayar malam itu, kaki saya akan ditembak. Istri saya menangis histeris,” ujarnya.
Karena takut, korban akhirnya meminta waktu dan istrinya menghubungi keluarga untuk mencari bantuan. Ia berhasil meminjam uang Rp300 juta dari abang iparnya, yang kemudian diserahkan kepada para pelaku agar ancaman dihentikan. Setelah menerima uang, mereka langsung meninggalkan lokasi tanpa membawa barang bukti apa pun.
Beberapa hari kemudian, korban mendapat informasi dari seorang temannya yang mengenali salah satu wajah pelaku sebagai oknum anggota Polisi Militer (POM). Dari penelusuran lebih lanjut, terungkap bahwa tujuh pelaku memang berasal dari kesatuan POM, sedangkan satu lainnya merupakan anggota aktif Polda Kepri.
Korban meyakini bahwa dirinya menjadi korban pemerasan terencana yang dilakukan dengan kedok operasi narkotika.
Peristiwa ini juga berdampak pada kondisi psikologis istrinya yang kini mengalami trauma berat.
“Setiap malam dia menangis, tidak bisa tidur. Suara dobrakan pintu itu terus terngiang di kepalanya. Sekarang dia tidak mau lagi tinggal di rumah itu,” ungkap korban lirih.
Lebih mengejutkan lagi, dua hari setelah kejadian, dua orang dari kelompok tersebut kembali datang ke rukonya. Mereka menawarkan “jasa keamanan pribadi” dengan tarif tertentu, bahkan salah satu pelaku mengirim pesan WhatsApp yang berisi kalimat melecehkan hukum “kalau mau pakai (narkoba), kami bisa jaga, nominal 30 juta, saya siap pasang badan.”
Page: 1 2
Bandung, 28 Oktober 2025 — Rangkaian kegiatan Future Makers 2025 yang diselenggarakan oleh BINUS University…
BATAM - Jaksa Penuntut Umum(JPU) Kejaksaan Negeri Batam telah mencabut perkara banding kasus tindak pidana…
Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengusulkan penguatan skema likuiditas dan insentif fiskal bagi…
BATAM - Sidang Kasus Clandestine Mini Lab (Laboratorium Mini Rahasia) narkotika di Apartemen Kawasan Harbour…
Perusahaan pixiv Inc. yang kantor pusatnya berada di Shibuya, Tokyo dengan Yasuhiro Niwa sebagai CEO,…
JAKARTA, 4 Nopember 2025 – Yumindo Gorden & Interior, penyedia solusi penutup jendela terkemuka, hari…
This website uses cookies.
View Comments