“Keripik om, keripiknya bapak, ibu,” begitulah cara Imam Syahputra menjajakan keripik di kantong plastik yang Ia tenteng kepada tiap jama’ah yang berlalulalang di pelataran luar tangga Masjid Agung Batam Center.
Imam, iya, begitu sapaan akrabnya. Bocah berumur 11 tahun yang saat ini masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD) di salah satu sekolah Tiban Ayu ini setiap hari berjualan keripik.
“Saya tinggal di Tiban bang, saya jualan bantu ibu, kalau bapak kerja di Sumatera,” ujarnya kepada swarakepri.com, Sabtu (2/10/2019).
Setiap pulang sekolah, Imam harus berangkat ke masjid Agung untuk berjualan. Namun Ia tak sendirian, Imam selalu ditemani Agung adiknya.
Tak hanya berjualan di Masjid Agung saja, ia juga mengaku berjualan disekitar Welcome To Batam (WTB) dan juga alun-alun dan sekitarnya.
“Saya juga jualan di sekitaran WTB bang sama di alun-alun, bareng dengan ibu dan adik saya. Biar cepat habis ini keripiknya jadi kami pindah-pindah jualannya,” lanjut Imam.
Tak terlihat raut wajah lelah dari dirinya, dan tidak ada waktu pasti kapan Ia harus pulang untuk beristirahat. “Ya kadang jam setengah sembilam malam, kadang juga jam sembilan malam bang baru pulang naik ojek,” tuturnya.
Dalam sehari ia bisa menjual 15 hingga 30 bungkus keripik. Uang hasil jualan itu ia gunakan bersama ibu dan adik-adiknya untuk keperluan sehari-hari.
Saat ditanyakan apa cita-citanya ketika sudah besar kelak, Imam dengan tegas menjawab bahwa dirinya ingin menjadi seorang polisi, Agung yang duduk di sebelah pewarta juga mengatakan hal serupa sambil tersenyum.
“Kalau saya sudah besar nanti saya mau jadi polisi bang,” tuturnya, “Saya juga bang saya mau jadi polisi sama seperti kakak saya,” sahut Agung.
Penulis: Ivan
Editor: Rumbo