Kata dia, sebelumnya ABI bekerjasama dengan warga berupaya menghentikan proses pengerjaan pembangunan SMKN 9 Batam.
Namun, proses penimbunan tetap berjalan secara sembunyi-sembunyi atau kucing-kucingan dan sampai hari ini luas lahan yang ditimbun sudah mencapai 1,6 hektare dan tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah.
Pihaknya kata Soni, juga mendapat informasi dari warga sekitar selain membangun sekolah di lahan tersebut juga diduga akan membangun kavling siap bangun (KSB).
“Untuk mencegah timbunan tersebut makin luas maka dari itu Gakkum KLHK RI melakukan pemasangan plang pemberitahuan di lokasi tersebut. Tidak hanya itu, kami juga mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa bukan hanya sekolah saja yang dibangun tetapi mereka juga diduga akan membangun kavling beberapa masyarakat sekitar juga sudah ditawari dengan harga Rp5-10 juta,” bebernya.
Kata dia, memang saat ini proses pengerjaan tersebut masih di area putih (PL) akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan terus bergeser ke lokasi daerah lindung.
“Kami juga tidak mau kepentingan negara malah bertolak belakang dengan undang-undang negara. Untuk itu, perlu dikaji kembali masalah ini dan dicarikan solusinya sehingga tidak tumpah tindih,” pungkasnya.
Untuk diketahui, proyek Dinas Pendidikan Provinsi Kepri ini dikerjakan oleh CV. NMS setelah memenangkan tender yang diikuti oleh 90 peserta lelang LPSE Kepri pada bulan Agustus 2020 lalu dengan total nilai Rp720. 528.720,93.
Hingga berita ini diunggah, redaksi SwaraKepri telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Disdik Kepri dan DLH Kota Batam terkait kegiatan tersebut, namun belum mendapatkan keterangan lebih lanjut./ABI
Leave a Reply
Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.
