Categories: BATAMBISNISKESEHATAN

Mewabah di Timor Leste, Kepri Waspadai Penyebaran Wabah Demam Babi Afrika

BATAM – Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika saat ini sedang mewabah di negara tetangga yakni di Timur Leste. Penyakit demam Babi Afrika tersebut adalah virus mematikan yang dibawa oleh babi hutan dan dapat menyerang babi dari segala usia, baik itu babi domestik maupun babi liar.

Meski belum ada laporan wabah tersebut memasuki Kepulauan Riau dan Indonesia secara umum. Kasi Karantina Hewan BKP Kelas I Batam, Catrini Anawang Sih mengingatkan para peternak babi yang ada di kota Batam, Pulau Bulan dan di daerah Kepri lainnya untuk mewaspadai munculnya wabah demam babi Afrika itu.

“Kami menghimbau para peternak babi yang ada di Batam, Pulau Bulan, dan di daerah Kepri lainnya untuk waspada terhadap wabah demam babi Afrika tersebut,” ujar  Catrini saat ditemui di ruang kerjanya di Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam, pada Senin (11/11/2019).

Dan bagi para peternak babi, Ia melanjutkan, dihimbau untuk tetap melakukan pengendalian dari peternakan dengan pemberian vaksin yang teratur terhadap semua babi yang ada sehingga memiliki kekebalan tubuh yang memadai.

Ia menambahkan, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan terhadap hewan yang masuk ke Batam untuk memastikan bahwa hewan tersebut benar-benar bebas dari penyakit dan aman untuk dikonsumsi.

“Untuk mengantisipasi hal itu, pihak kami tetap melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap hewan yang masuk kesini. Selain itu, kemarin kami juga telah bekerjasama dengan Balai Veteriner Bukit Tinggi untuk pengambilan sampel dan uji laboratorium dari sampah ferry dan dari beberapa tempat lain. Saya berharap semoga wabah demam babi Afrika itu tidak masuk di wilayah Kepri ini,” tuturnya.

Sementara terkait ekspor & impor babi yang berada di Pulau Bulan, Catrini mengatakan pihaknya tidak dapat memberikan statement karena kewenangan mengenai hal itu sepenuhnya dilaksanakan oleh Balai Karantina Kelas II Tanjung Pinang.

“Secara geografisnya itu memang masuk wilayah Batam, tetapi secara karantinanya, dia masuk di Tanjung Pinang. Jadi kewenangan untuk melakukan baik pemeriksaan dan sertifikasi ekspor babi itu ada pada rekan-rekan disana, tepatnya di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang,” tutupnya.

 

(van)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

PT Dua Samudera Perkasa Sukses Selenggarakan Diklat Mooring Unmooring dengan Port Academy

PT Dua Samudera Perkasa dengan bangga menggelar Diklat Mooring Unmooring bersertifikasi BNSP bekerja sama dengan…

4 jam ago

Maxy Academy Hadirkan Pelatihan “Digital Marketing 101” untuk Persiapkan Ahli Pemasaran Digital Masa Depan

Maxy Academy mengumumkan pelatihan terbaru bertajuk "Digital Marketing 101: Sosial Media Marketing (Daring)", yang dirancang…

5 jam ago

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

10 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

11 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

12 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

18 jam ago

This website uses cookies.