Categories: BATAM

Polemik PHK Karyawan RSCS, Disnaker Batam Mengaku Tidak Dilibatkan

BATAM – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Batam mengaku tidak pernah dilibatkan sebagai mediator sebelum terjadi Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) terhadap 27 karyawan Rumah Sakit Camatha Sahidya(RSCS).

“Cuma kami hanya membaca saja di WhatsApp, tetapi tidak pernah dilibatkan. Jadi kami tidak terlibat sama sekali, nanti kami hanya ketiban kasusnya saja,” ujar Hendra, perwakilan pengawas Disnaker Batam saat hearing di Komisi IV DPRD Kota Batam, Kamis (13/2/2020).

Kata dia, kasus(pengajuan perselisihan hubungan industrial) tersebut sudah masuk ke Disnaker Kota Batam, namun belum diproses karena masih ada berkas yang belum diselesaikan.

“Kalau bicara kasus, kasusnya sudah masuk ke Disnaker, belum diproses karena masih ada berkasnya yang harus dilengkapi,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pihak (manajemen) RSCS dan karyawan dalam video yang beredar di WhatsApp tidak menjelaskan berapa lama karyawan duduk-duduk di lorong tersebut.

“Kalau hanya mempertanyakan gaji kenapa mesti duduk-duduk, itu menjadi yang pertanyaan kami,” katanya.

Menurutnya kedatangan Bagian Pengawas Disnaker Kepri, Jalfriman sebagai pengawas itu wajar saja.

“Dia itu (Jalfriman) pengawas. Saya tidak tahu bagaimana komunikasinya, tapi itu wajar saja bagi kami, karena informasi itu bisa saja datang dari pengusaha atau darimana. Kami juga mendapat informasi, kami kesana juga tapi tidak berjumpa karena sudah bubar,” ungkapnya.

“Jadi kehadiran kami sebagai mediator itu merupakan hal yang wajar-wajar saja,” lanjutnya.

Menurutnya alasan ke-27 karyawan tersebut melakukan aksi duduk di depan kantor HRD tersebut bukan hanya karena masalah upah semata tetapi karena adanya isu peralihan RSCS ke Awal Bros Grup.

“Jadi bukan hanya terlambatnya pembayaran gaji, tetapi ada kekhawatiran terhadap transaksi jual beli,” ujarnya.

Hendra menegaskan dalam perundingan bipartit dihadiri kedua belah pihak dan tidak boleh dihadiri pihak manapun.

“Bahkan penjabat pemerintah pun tidak boleh hadir di bipartit,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC FSP Farkes SPSI Batam, Anwar Gultom mengatakan, dalam perkara tersebut bukan pihaknya tidak mau melibatkan Disnaker Kota Batam.

“Bukan kami tidak mau melibatkan Disnaker Kota Batam, tapi menurut hemat kami saat ini belum sampai kesana,” ungkapnya.

(Shafix)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

INKOP TKBM Kembali Bekerja Sama dengan Port Academy untuk Penyelenggaraan Diklat KRK TKBM di Jakarta

Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…

2 jam ago

Collector Club: Event Pertama yang Hadirkan TCG One Piece Bahasa Inggris dan Budaya Pop di Indonesia!

Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…

4 jam ago

Layanan SIP Trunk Terbaik untuk Bisnis: Solusi Hemat Biaya Untuk Tingkatkan Komunikasi!

Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…

5 jam ago

Harga Minyak WTI Naik Tipis, Didukung Ketegangan Geopolitik dan Permintaan Tiongkok

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…

6 jam ago

Ini Dia Pilihan 10 Aplikasi Musik Online Terbaik di 2024

Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…

6 jam ago

Usai Cuti, Kepala BP Batam Dengarkan Laporan Kinerja dari Wakil Kepala BP Batam

BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…

6 jam ago

This website uses cookies.