KARIMUN (HK)-Bupati Karimun Aunur Rafiq mulai gerah melihat persoalan sampah yang tak pernah ada habisnya di Kabupaten Karimun.
Hingga usia Karimun sudah menginjak 17 tahun, persoalan sampah di Karimun masih belum tuntas. Penumpukan sampah di sejumlah titik masih saja terjadi.
“Sudah 16 tahun kita jadi Kabupaten dan mau 17 tahun tapi masalah sampah masih terus terjadi. Makanya ini saya minta diselesaikan secepatnya. Masyarakat pun kalau mengeluh tidak jauh-jauh dari sampah, jadi ini harus kita bereskan,” ucap Rafiq saat meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Sememal Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, Senin (11/1/2016).
Kata Rafiq, volume sampah di Karimun mencapai 30 ton per hari, dengan ditangani 300 petugas kebersihan. Sehingga ini menjadi permasalahan yang sangat kursial. Belum lagi masalah lain adalah mengenai lahan yang ada masih belum memadai dan perlu dilakukan pembebasan lahan lagi. Dia meminta, lokasi untuk sanitarilandfil yang telah selesai dibangun segera dimanfaatkan.
“Lahan kita saat ini masih sekitar 3,5 hektar. Sedangkan kebutuhan kita mencapai 20 hektar atau minimal 10 hektar. Kemudian disektiar TPA ini masih masih ada lahan yang belum kita bebaskan untuk perluasan. Dulu mau kita bebaskan dalam dua tahun terakhir ini, tapi status tanah yang masih belum jelas karena pemilik lahan belum memiliki sporadik,” jelasnya.
Tidak jarang kata Rafiq, kondisi di TPA kerap penuh sehingga petugas juga kesulitan mengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang ada dari kontainer. Kalau dipaksakan untuk diangkut pun tidak tahu akan dibuang kemana. Ditambah lagi armada angkutan sampah saat ini terbatas. Untuk membelinya pun kondisi keuangan Pemkab Karimun masih terbatas.
Persoalan sampah ucapnya lagi, harus terintegrasi dengan baik bersama masyarakat. Kalau ini dapat berjalan maka masalah kebersihan akan dapat kita selesaikan dengan cepat.”Bagaimana caranya kita ciptakan Karimun bersih, maka kita mulai dulu dari hilirnya yakni di TPA ini. Kalau hulunya kita lihat di TPS yang ada dan ke pemukiman,” kata Rafiq.
Usai meninjau TPA, Rafiq pun menyempatkan diri melihat TPS yang berlokasi di lingkungan pemukiman masyarakat. Mulai dari Kecamatan Tebing dan Kecamatan Meral. Yang secara umum tampak berserakan sampah. Bahkan ada TPA dadakan yang sengaja diciptakan masyarakat persisi dipinggir jalan persisnya di Kampung Bukit Kecamatan Meral, sehingga membuat wilayah tersebut tampak kumuh.
Ia pun memerintahkan warga setempat untuk menggelar gotongroyong bersih-bersih kampung. “Ini harus dibersihkan, Pak Lurah segera tangani sampah ini,” tegas Rafiq.
(red/HK)