RSUD Batam enggan Bertanggung Jawab

Terkait Obat Kadaluarsa yang Dijual kepada Pasien

BATAM – swarakepri.com : Pertanggungjawaban yang dituntut orang tua Alika Putri(8 bulan), pasien yang sempat mengkonsumsi obat kadaluarsa dari apotik di Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Embung Fatimah Batam sampai saat ini belum ditanggapi pihak Rumah Sakit. Meskipun resikonya cukup berbahaya, pihak Rumah Sakit hanya bersedia menukar obat kadaluarsa tersebut tanpa menghiraukan kekwatiran orang tua pasien terhadap dampak negatif dari obat kadaluarsa yang sudah terlanjur diminum.

Hana, orang tua Alika Putri kepada awak media ini mengatakan bahwa pihaknya telah mendatangi RSUD Embung Fatimah untuk meminta pertanggungjawaban karena menjual obat kadaluarsa, namun pihak Rumah Sakit sama sekali tidak perduli dan hanya bersedia menukar obat kadaluarsa tersebut dengan obat yang baru.

“Pihak Rumah Sakit sama sekali tidak bertanggung jawab pak, sebagai orang tua kami sangat khawatir ada dampak buruk dari obat kadaluarsa yang sudah diminum anak saya,” tegas Hana,Senin(28/10/2013).

Ketika disinggung mengenai kondisi anaknya saat ini, Hana mengatakan bahwa setelah mengkonsumsi obat kadaluarsa tersebut wajah anaknya saat ini membiru. Ia khawatir adanya wajah anaknya yang membiru tersebut disebabkan oleh obat kadaluarsa tersebut.

“Kami sangat khawatir pak melihat kondisi anak seperti itu, pihak Rumah Sakit memang pernah meminta agar anak saya rutin dikontrol tapi dengan menggunakan biaya sendiri. Kami ini orang susah pak, untuk sekali periksa di RSUD harus membayar minimal Rp 100 ribu. Kami hanya minta pihak Rumah Sakit bertanggung jawab pak!” harapnya

Untuk mendapatkan konfirmasi dari RSUD Embung Fatimah terkait keluhan dari orang tua Alika Putri, awak media ini pun mencoba mendatangi Rumah Sakit yang berada di Batu Aji tersebut. Humas RSUD Embung Fatimah bernama Cut dan Adi Maja tidak berhasil ditemui di kantornya. Petugas security yang ditemui mengaku Humas sedang rapat dan tidak bisa ditemui.

Upaya konfirmasi kemudian kembali dilakukan awak media ini dengan menghubungi Humas RSUD Embung Fatimah bernama Cut melalui sambungan telepon. Namun upaya konfirmasi tersebut kembali gagal karena Cut tidak mengangkat telepon dari awak media ini.

Diberitakan sebelumnya oknum pegawai yang ada di Apotik RSUD Embung Fatimah Batu Aji Batam diduga telah menjual obat kadaluarsa kepada Fahmi dan Hana selaku orang tua pasien bernama Alika Putri (8 bulan) seusai menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis anak , Rabu(16/10/2013) lalu.

Menurut Hana obat kadaluarsa tersebut diketahui setelah mereka curiga kondisi anaknya yang makin parah setelah setelah mengkonsumsi obat yang dibeli dari apotik RSUD Batu Aji.

“Sesudah minum obat yang dibeli dari apotik, anak saya terus menangis dan suhu badannya makin panas. Saya kemudian memeriksa satu persatu obat itu dan ternyata salah satu obat telah kadaluarsa,” jelasnya beberapa hari lalu.(Jun)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BINUS @Bekasi Bukan Sekadar Kampus, Tapi Solusi Masa Depan SDM Indonesia

Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…

1 hari ago

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

2 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

2 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

2 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

Mahasiswa Fashion Program BINUS UNIVERSITY Lakukan Immersion Trip ke Pekalongan: Mendalami Budaya, Menghidupkan Warisan dalam Karya

Dalam era globalisasi dan perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, kebutuhan akan desainer yang tidak…

3 hari ago

This website uses cookies.