BATAM – Ketua RT 2 RW 1 Perumahan Citra Batam, Yogi Subroto Hadi Hartono mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah mewanti-wanti robohnya tembok pembatas Pollux Habibie dari jauh-jauh hari.
Ia pun mengakui sudah menyampaikan seluruh keluhan warga akan kebocoran tembok pembatas yang baru berdiri pada tahun 2017 ini terhadap konsultan konstruksi proyek.
“Komunikasi dengan Pak Bima selaku konsultannya ada, tapi kurang nyambung. Maksudnya keluhan yang kita sampaikan itu kurang tindakannya,” ungkap Yogi.
Dijelaskannya, antisipasi itu juga dilakukan, karena takut perumahan mereka terkena imbas pembangunan proyek, seperti kasus rusaknya sejumlah rumah warga Perumahan Livia beberapa waktu lalu, dikatakan terjadi akibat gagal kontruksi yang dilakukan oleh kontraktor Pollux.
“Warga Livia laporkan Pollux ke Polisi saya tau. Tentunya belajar dari peristiwa itu makannya kita minta agar lebih diperhatikan,” ujarnya.
Kata Yogi, atas kejadian ini ia berharap dari pihak Pollux dapat bertanggungjawab, hal itu dimulai dengan segera mengangkat puing-puing yang berserakan agar warga bisa masuk rumah.
“Dari Pollux segera perhatikan dan malam ini segerakan mengangkat puing agar warga bisa masuk rumah. Sejauh ini tidak bisa, akses jalan tertutup,” ujarnya.
Seperti diketahui, meskipun tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun kerugian material cukup besar dialami oleh warga.
Sementara itu pantauan Swarakepri di lokasi, para pekerja dari mega proyek Pollux Habibie terlihat sudah berada di kawasan membersihkan puing-puing tembok yang terlihat masih menumpuk.
Pihak kepolisian pun sudah terlihat berada di lokasi meminta keterangan warga. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya saja akses di sepanjang jalan lokasi reruntuhan masih sulit diakses.
Sebelumnya, kasus yang berhubungan dengan pembangunan Mega Superblock Meisterstadt Batam atau Pollux Habibie sudah pernah terjadi, pada Senin (11/03/2019) lalu, dimana progres pembangunan menimbulkan keretakan di rumah warga Perumaha Livia yang berada di blok O.
Ketua RT 6 perumahan Livia, Santi menyebutkan, bahwa kekhawatiran rubuhnya tembok selalu menghantui warga yang berada di blok tersebut.
Tidak hanya itu, bahkan progres pembangunan juga telah dua kali mengakibatkan kerugian material pada rumah warga. Mulai dari tembok rumah warga yang mengalami keretakan, hingga adanya lantai rumah warga yang terangkat dan pecah akibat getaran dari proyek pembangunan Pollux Habibie.
“Ini sudah dua kali terjadi, beruntung rumah itu masih belum dihuni, dan mereka memang perbaiki lagi. Saat ini rumah itu juga mereka sewa, hingga nanti proyek Pollux itu selesai. Tapi yang saya minta sebagai RT adalah mohon agar pihak pengembang, lebih hati-hati lagi dan jangan timbulkan ketakutan buat warga saya,” ujarnya saat itu.
(Elang)