Korban Penggusuran Ruli Kopkar PLN Batam terpaksa Mengemis untuk Bertahan Hidup
BATAM – swarakepri.com : Kondisi warga Ruli Kopkar PLN Batam Center yang menjadi korban penggusuran dari Tim terpadu semakin memprihatinkan. Sebanyak 15 kepala keluarga yang masih bertahan dilokasi penggusuran terpaksa harus mengemis kepada para pengendara yang melintas untuk sekedar bisa bertahan hidup.
“Kami terpaksa harus mengemis pak, untuk menyambung hidup dan menyekolahkan anak-anak kami. Kami tidak tahu harus pindah kemana, bantuan dari pemerintah sampai sekarang belum ada,” ujar salah seorang warga kepada swarakepri, siang tadi, Kamis(26/12/2013).
Hasil mengemis tersebut oleh warga kemudian dipergunakan untuk membeli bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan 15 kepala keluarga yang masih bertahan di tenda darurat.
“Saat ini kami menggunakan dapur umum pak, kami hanya mengandalkan hasil mengemis dari pengendara yang melintas,” ujar perempuan setengah baya ini pasrah.
Ketika disinggung alasan warga masih bertahan dilokasi penggusuran, ia mengaku warga masih berharap adanya bantuan dari pemerintah kota batam untuk memberikan ganti rugi atas bangunan yang sudah mereka tempati selama puluhan tahun.
“Kami hanya meminta ganti rugi bangunan saja pak, kami tinggal disini sudah puluhan tahun, masa diusir begitu saja!” harapnya.
Sambil meneteskan air mata, ia mengaku sangat sedih melihat kondisi anak-anak mereka yang terpaksa harus tinggal di tenda darurat yang tidak layak untuk anak-anak.
“Kami khawatir juga pak nanti anak-anak terkena penyakit, apalagi sekarang debu sangat banyak akibat pembangunan jalan,” ujarnya.
Dari pantauan awak media ini disekitar lokasi penggusuran, terlihat anak-anak yang masih berusia balita bermain disekitar alat berat yang sedang mengeruk tanah.(red)