Categories: BATAMKEPRINASIONAL

Xinyi Tetap Tertarik Investasi di Rempang, DPR RI Ingatkan Hak Warga

BATAM – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, memastikan bahwa Xinyi International Investments Limited masih berminat berinvestasi di Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City. Hal ini disampaikan meskipun proyek tersebut mendapat penolakan dari masyarakat setempat.

Xinyi Group, investor asal Tiongkok, berencana menanamkan investasi senilai Rp348 triliun hingga tahun 2080. Proyek ini merupakan bagian dari rencana pemerintah menjadikan Pulau Rempang sebagai kawasan industri terintegrasi. Namun, rencana tersebut memicu kontroversi karena dikhawatirkan mengancam hak masyarakat setempat, terutama terkait dampak sosial dan budaya.

“Mereka (Xinyi Group) masih punya ketertarikan, tinggal menunggu waktu yang tepat,” kata Todotua Pasaribu saat kunjungannya ke Kota Batam, Jumat (24/1/2025).

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, turut menanggapi polemik yang terjadi. Ia menegaskan pentingnya pemerintah, investor, dan masyarakat untuk saling menghormati.

“Perlu pemahaman bersama. Hak masyarakat harus dihormati. Jika pembangunan dilakukan di atas lahan masyarakat, ganti rugi saja tidak cukup. Masyarakat perlu dilibatkan secara langsung, misalnya melalui kepemilikan saham di proyek tersebut,” ujar Sugeng.

Sugeng juga menyarankan agar pengembangan kawasan dilakukan tanpa menggusur warga. Ia mencontohkan beberapa desa wisata di Jawa yang berhasil berkembang tanpa memindahkan penduduk setempat.

“Jika konsepnya ekowisata, mengapa harus ada penggusuran? Kultur masyarakat bisa dikembangkan tanpa mengorbankan hak mereka,” tegasnya.

Politisi dari Partai NasDem ini juga menekankan pentingnya solusi yang saling menguntungkan antara industri dan masyarakat. Menurutnya, masyarakat setempat harus menjadi prioritas dalam perekrutan tenaga kerja proyek tersebut.

“Kultur di Rempang harus berkembang, tetapi tetap menghormati nilai leluhur. Adaptasi terhadap perubahan itu penting, tetapi bukan berarti mengabaikan hak-hak masyarakat,” lanjut Sugeng.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

Recent Posts

Mendesain Ruang untuk Brainstorming Kelompok yang Efektif: Menciptakan Lingkungan yang Mendorong Kreativitas dan Kolaborasi

Artikel "Designing Spaces for Effective Group Brainstorming" oleh Melvin Halpito, Managing Director MLV Teknologi, membahas…

28 menit ago

BINUS @Bekasi Bukan Sekadar Kampus, Tapi Solusi Masa Depan SDM Indonesia

Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…

1 hari ago

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

3 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

3 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

3 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

This website uses cookies.