Dugaan Teror Aparat Sebelum Aksi
Peristiwa sebelum aksi terlaksana, Muryadi mengaku mendapat sejumlah teror pribadi. Teror ini ia duga dari aparat penegak hukum. Namun, dari institusi mana ia tidak begitu mengetahui.
”Mereka dua kali mendatangi rumah saya. Menggunakan dua unit mobil dan satu motor. Informasi dari keluarga, mereka masuk (rumah) dan mencari saya di kamar. Ini kan sudah bicara kriminalisasi terhadap pergerakan,” kata dia.
Untuk itu, ia berharap kejadian-kejadian seperti ini tidak perlu terjadi lagi kepada para aktivis lain atau di dunia pergerakan. “Saya tidak pengin lagi ada yang seperti itu! Cukuplah seperti apa yang terjadi pada saya,” harapnya.
Langkah ke Depan
Mengenai langkah ke depannya dari Aliansi Mahasiswa Batam ini, Andri Saputra koordinator aksi sekaligus Ketua Umum HMI Cabang Batam mengatakan, pihaknya masih melihat situasi atau eskalasi Nasional. Jika kondisi telah kondusif, pihaknya akan menggelar aksi kembali dengan membawa masa yang lebih banyak.
”Memang sampai hari ini, kami masih melihat situasi [eskalasi] Nasional. Kami memutuskan membawa peserta aksi yang sedikit agar lebih terkendali sebagai perwakilan,” jelasnya.
Jika menyimak keterangan-keterangan, Muryadi dan Andri ini publik bisa menilai bahwa begitu dinamis sekali pergerakan kaum intelektual muda di Batam. Kita tentu belum bisa memastikan dan menjustifikasi: Apakah alasan perpecahan internal Aliansi Mahasiswa Batam ini merupakan kehendak murni mereka, atau memang ada kehendak tertentu? Akan tetapi, bisa kita lihat bahwa begitu rapuhnya sebuah pergerakan Mahasiswa di Batam dan ini menjadi ironi.
Mengutip dari buku Tan Malaka: Madilog. Terdapat pesan yang aman dalam bagi kaum intelektual muda bangsa ini.
”Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”.
Kutipan yang fenomenal ini, tentu diharapkan menjadi semacam cambuk atau sebuah kontemplasi untuk para intelektual muda khususnya Batam untuk dapat benar-benar memperjuangkan cita-cita rakyat yang sederhana tersebut. Yaitu: Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran, yang meliputi peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pengembangan ekonomi lokal, serta pemenuhan kebutuhan dasar dan rasa aman. Dalam arti lain, rakyat yang merdeka seratus persen. Bukan golongan tertentu.
Ditimpali juga dari kalimat terkenal Tan Malaka lainnya: “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki para pemuda”. Kutipan ini menekankan bahwa memiliki prinsip dan idealisme merupakan suatu kemewahan yang harus dimiliki oleh kaum muda, terutama di tengah situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian.
Dalam rangka memeriahkan agenda Jelajah Kuliner Indonesia (JKI) 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi…
Di tengah lanskap Jakarta yang terus bergerak dinamis, ASHTA District 8 dengan bangga merayakan hari…
BATAM - Badan Pemulihan Aset(BPA) Kejaksaan Agung RI melakukan Lelang Barang Rampasan Negara dengan perantara…
AI Connect for Pegiat Literasi di Telkom AI Connect Aceh menghadirkan 68 peserta dalam diskusi…
Jakarta, 18-Nov-2025– Karuna Kreativ, agensi media sosial pertama di Indonesia yang khusus melayani industri F&B, berhasil membawa…
Siap hadapi badai persaingan AI? Kunci sukses tech talent Indonesia ada di CLOUD DevFest Bandung…
This website uses cookies.