“Mengutip dari para ahli gas air mata dalam tingkat tertinggi pun tidak mematikan. Dari para penjelasan dokter ahli dan spesialis yang menangani para korban baik yang meninggal dunia maupun luka menyebutkan tidak satu pun penyebab kematian adalah gas air mata. Penyebab kematian adalah kekurangan oksigen karena terjadi berdesak-desakan kemudian terinjak-injak,” katanya, Senin (10/10).
Seperti diketahui, sedikitnya 132 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC Malang melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam. Tragedi itu berawal saat sejumlah penonton mencoba masuk ke dalam lapangan hanya untuk memberikan semangat dan pelukan kepada pemain Arema FC usai dikalahkan Persebaya. Namun, aksi itu malah dibalas polisi dengan tembakan gas air mata ke arah tribun penonton./VOA
Bertempat di Gedung LKPP RI, kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Parto.id Marketplace mitra resmi LKPP RI…
BATAM - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus(Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah(Polda) Kepri telah mengantongi hasil audit kerugian…
Didirikan oleh pelaku industri berpengalaman, Komunitas Kripto (KK) telah menjangkau puluhan ribu audience dan menghadirkan…
gadaiterdekat.com merupakan bagian ekosistem dari deGadai, yang bertujuan memudahkan proses transaksi gadai menjadi lebih dekat…
Provinsi Banten kini memiliki ikon baru dalam dunia olahraga: Stadion Sport Centre Banten atau yang…
Gadaiterdekat.com merupakan ekosistem dari deGadai yang menerima gadai mulai dari elektronik, gadai kendaraan, tas branded,…
This website uses cookies.