Menurutnya, perbedaan pasar rokok atau konsumsi rokok warga Singapura dan Batam itu berbeda, kalau di Singapura lebih cenderung mengkonsumsi rokok SPM (Sigaret Putih Mesin) contohnya Marlboro dan sejenisnya sementara di Indonesia lebih cenderung rokok jenis SKM (Sigaret Kretek Mesin) atau lebih dikenal dengan rokok Mild.
“Karena setahu saya Singapura itu pasarannya untuk rokok putih, sementara rokok yang dari Batam ini kebanyakan rokok kretek jadi beda pasarannya,” ungkapnya.
Kata dia, untuk kemasan rokok ekspor memang harus berbahasa Inggris (Asing), selanjutnya ada gambar peringatan kesehatan atau resiko penyakit akibat merokok dan wajib mencantumkan kode produksi dan nama perusahaan dikemasan rokok tersebut.
“Untuk tujuan ekspor memang tidak dilekatkan pita cukai karena rokok tujuan ekspor itu kan kita tidak mengambil pungutan apapun terkait cukai dan pajaknya,” tegasnya.
Lanjut kata dia, terkait merek rokok yang diekspor ke luar Batam berdasarkan database Ceisa Exsis pada tahun 2021 itu terdapat 247 merek.
“Dan pada tahun 2022 hingga saat ini terdapat 27 merek rokok yang diekspor,” pungkasnya./Shafix
Jakarta, 11 April 2025 – Awal tahun 2025 menjadi periode yang penuh tantangan bagi dunia ketenagakerjaan…
Bekasi, 17 April 2025 - Ada sesuatu yang tersembunyi, terbungkus rapat, dan menunggu untuk ditemukan…
On Time Performance KA Meningkat dengan Keberangkatan 99,69% dan Kedatangan 97,23% PT Kereta Api Indonesia…
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatatkan kinerja operasional yang baik sepanjang tahun 2024. Perusahaan…
Lebih dari 90 persen pemudik mengungkapkan apresiasi mereka terhadap petugas PT Kereta Api Indonesia (Persero)…
PT PP (Persero) Tbk (“PTPP”) kembali mencatatkan pencapaian gemilang dalam sektor energi terbarukan melalui proyek…
This website uses cookies.
View Comments