BATAM – Bisnis prostitusi berkedok panti pijat di wilayah Batu Aji dan Sagulung ternyata terkena imbas dari banyaknya perusahaan di Batam yang tutup belakangan ini.
Untuk mendapatkan pelanggan laki-laki hidung belang, pemilik dan para pekerja panti pijat harus melakukan berbagai cara.
Seperti yang diungkapkan mawar(nama samaran), salah seorang karyawan panti pijat yang berada di Komplek Ruko Batu Aji Centre Park, Simpang Basecamp, Sagulung, Batam, Minggu(29/5/2016) malam.
Mawar mengaku belakangan ini panti pijat tempatnya bekerja sangat sepi pelanggan dan tidak seperti biasanya.
“Biasanya, jam delapan saya sudah dapat dua tamu mas, ini satu pun belum ada,” ujar perempuan berusia 20 tahun ini kepada AMOK Group.
Kata Mawar, karena sepi pengunjung, maminya terpaksa menaikkan tarif dan langsung menawarkan jasa plus- plus kepada calon pelanggan.
“Harus naikkan tarif mas, supaya ada sama kita. Sekarang sudah susah cari pelanggan,” jelasnya.
Pantauan di lapangan, Minggu (29/5/2016) sekitar pukul 22.00 WIB, para wanita berpakaian seksi tersebut terlihat menunggu laki-laki pria hidung belang.
Berita sebelumnya, dugaan praktek prostitusi berkedok panti pijat di kawasan Sagulung, Batam semakin meresahkan. Meski bisa dijerat dengan tindak pidana permucikarian, pengelola panti pijat justru dengan terang-terangan mempekerjakan para wanita berpakaian seksi untuk menjerat laki-laki hidung belang.
Ironisnya, hingga saat ini, dugaan praktek permucikarian dalam bisnis panti pijat di kawasan Sagulung tersebut belum pernah terdengar di tindak aparat Kepolisian.
(red/ron)