Categories: BATAM

Astaga! Dinsos Batam Temukan Anak Jalanan Umur 8 Tahun Bawa Alat Isap Sabu

BATAM – Dinas Sosial berhasil menjaring delapan gelandangan yang berkeliaran di sejumlah ruas perempatan jalan di Kota Batam, Selasa (18/02/2020) kemarin. Enam orang diantaranya adalah anak-akan yang berumur di bawah 10 tahun.

Mirisnya, salah satu anak jalanan sebut saja Raka (8) yang diamankan di perempatan lampu merah Kepri Mall, oleh petugas saat hendak diamankan berusaha kabur dan membuang satu paket narkoba jenis sabu-sabu.

“Waktu lihat kami, si anak ini langsung kaget dan lari sambil buang bungkusan plastik, dia berhasil kami amankan saat mencoba naik ke motor pengendara yang lewat,” kata Yena, Koordinator penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Dinsos Kota Batam kepada Swarakepri.

Ia menjelaskan, saat ditanya paket apa yang dibuang, si anak malah menangis tak henti-henti. Lalu ketika diperiksa akhirnya kedapatan di saku celananya ada kaca pirex yang ia gunakan sebagai alat hisap sabu-sabu.

“Pertamanya dia ngelak, waktu udah dapat alat isap sabu dia malah nangis, ya sudah kami langsung bawa aja. Terus barang buktinya ketika kami cari lagi sudah hilang,” kata Yena.

Kata dia, setelah kedapatan membawa alat hisap tersebut si anak semakin menangis ketakutan. Sehingga ia memutuskan untuk menanyainya pelan-pelan saja sampai si anak tenang terlebih dahulu.

Lanjut Yena, dari keterangan sementara si anak, ia mendapatkan barang haram tersebut dari rekan-rekannya yang memang sudah lebih dewasa. Saat penjaringan dilakukan, mereka berhasil meloloskan diri.

“Mereka akan kami bawa ke UPT Nilam suri untuk didata dan mendapatkan pembinaan. Khusus untuk si anak kami belum bisa bertanya banyak karena menangis terus. Intinya nanti kami akan berkoordinasi dengan BNN dan pihak kepolisian,” katanya.

Ditambahkan, razia ini merupakan kegiatan rutin yang di gelar oleh Dinsos, yang memang fokus untuk menertibkan gelandangan dan terutama anak-anak jalanan.

Mereka yang terjaring dalam kegiatan kali ini merupakan orang yang sudah sering terjaring oleh Dinsos.

Menurutnya, faktor ekonomi menjadi alasan utama kenapa mereka berulang kali terjaring razia Dinsos.

“Alasannya ya ekonomi. Cuma kita kan sewajarnya hanya memberi saran boleh berjualan tapi janganlah bawa anak. Yang kita tidak inginkan itu kan ada anaknya, apalagi ibu itu (Gepeng yang terjaring) sedang hamil,” ujarnya.

(Elang)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Implementasi Intraday Short Selling di BEI, Peluang dan Tantangan

JAKARTA - Short Selling merupakan transaksi penjualan Efek dengan kondisi Efek tersebut tidak dimiliki oleh…

19 jam ago

Patuhi Instruksi Megawati, Bupati Pelalawan Tak Ikut Retret di Magelang

RIAU - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri menginstruksikan agar seluruh kepala daerah dan wakil…

19 jam ago

Tanamkan Rasa Cinta Kasih kepada Siswa, Yayasan Kurnia Salam Beri Bantuan ke Panti Asuhan

RIAU - Taman Kanak-kanak dan PAUD Kurnia Salam Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar,…

19 jam ago

KAI Kembali Mengimbau Masyarakat Waspada Penipuan Berkedok Rekrutmen

PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada terhadap segala bentuk penipuan…

23 jam ago

Strategi Omnichannel untuk Bisnis dengan Aplikasi Barantum

Strategi omnichannel memungkinkan bisnis memberikan pengalaman pelanggan yang mulus dan terintegrasi di berbagai saluran komunikasi,…

24 jam ago

Vortex Merilis Permainan Interaktif di IIMS 2025 Bersama Mitsubishi Indonesia

Vortex, perusahaan teknologi yang berbasis di Yogyakarta, mengumumkan kolaborasi strategis dengan Mitsubishi Motors untuk meluncurkan…

1 hari ago

This website uses cookies.